Gagar Mayang Tradisi Pemakaman Etnis Jawa di Desa Aek Nagali, Kec. Bandar Pulau, Kab. Asahan
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang Gagar Mayang yang merupakan salah satu dari tradisi etnis Jawa yang hingga sekarang masih dilestarikan oleh suku Jawa di Desa Aek. Nagali, Kec. Bandar Pulau, Kab. Asahan yang memiliki arti sebagai bukti atau tanda terhadap orang yang sudah meninggal dalam keadaan belum menikah ataupun masih Gadis/Lajang. Penelitian ini memiliki keunikan dimana Gagar Mayang adalah rangkaian bucket atau disebut juga dengan Bokor Kencono yang terbuat dari janur (daun kelapa muda) yang dihias dengan bunga dan daun yang dibentuk sedemikian rupa diatas batang pisang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mencari tahu proses dan makna dari gagar mayang sebagai media dari upacara adat dari Etnis Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gagar Mayang mempunyai makna yang mengungkapkan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam. Bentuk dari setiap rangkaiam janur memiliki makna ataupun nilai tersendiri dalam kehidupan. Gagar mayang ini berfungsi sebagai saksi suatu peristiwa, dimana menjadi saksi meninggalnya gadis/lajang yang masih bujangan/perawan. Sedangkan kembar mayang menjadi saksi terjadi perubahan status dari gadis/lajang yang melepas masa bujangan/perawan ke status perkawinan. Oleh karena itu, ada dua istilah Gagar Mayang sebagai saksi meninggalnya gadis/lajang sedangkan Kembar Mayang sebagai saksi dalam akad nikah sebagai media upacara.
References
Abdul Karim. (2017). Makna Ritual Kematian Dalam Tradisi Islam Jawa. Sabda : Universitas Islam Negeri Walisongo. Vol. 12, No. 2
Aini Rosidah. (2019). Makna Filosofis Kembar Mayang dalam Ritual Pernikahan Adat Jawa di Desa Kungkai Baru Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma. IAIN Bengkulu. Jurnal Manthiq. Vol. IV, Edisi II
Bartoven, dkk. (2018). RITUAL NGEBUYU : MEMBUMIKAN PEWARIS DAN PERUBAHAN RITUAL KELAHIRAN PADA MARGA LEGUN, WAY URANG, LAMPUNG. Lampung : Jurnal Sosiologi. Vol. 20, No. 2
Ika Rahmawati dan Hanin Adiningtyas. (2022). TRADISI KEMBAR MAYANG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA DI DESA GULUREJO. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Vol. 24, No. 1
Pandjaitan Indra Purnawan Dan M. Manugeren. 2019. “Symbolic Meanings Of Kembar Mayang In Javanese Wedding Ceremoney At Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morowa Kabupaten Deli Serdang”, Journal Of Language: Vol. 1 No.1
Resa Gustia. (2021). Gagar Mayang Dalam kehidupan Komunitas Jawa di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh. Vol. 26, No. 1
Setyowati. (2006). ETNOGRAFI SEBAGAI METODE PILIHAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF DI KEPERAWATAN. Jurnal Keperawatan Indonesia.Vol. 10, No. 1
Slamet, Aurora Nandia. 2013. "Kembar Mayang Dalam Upacara Adat Perkawinan Jawa Di Desa Nambahrejo Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.". Fkip Unila.
Sugiyono. (2021). METODE PENELITIAN KUALITATIF. Bandung : Alfabeta
Widayanti, Sri. (2008). MAKNA FILOSOFIS KEMBAR MAYANG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA. Jurnal Filsafat. Vol. 18, No. 2.
Sumber Lain
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1607/9/UNIKOM_MUHAMMAD GEMA TAUFIK_BAB III.pdf
Copyright (c) 2024 Mila Wati, Nuriza Dora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.